BERI DAKU SUMBA
Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari membusur api di atas sana
Rinduku pada Sumba adalah rindu peternak perjaka
Bilamana peluh dan tenaga tanpa dihitung harga.
Tanah rumput, topi rumput, danjerami bekas rumput
Kleneng genta, ringkik kuda, dan teriakan gembala
Berdirilah di pesisir, matahari kan terbit dari laut
Dan angin zat asam mulai dikipas dari sana.
Beri dak sepotong daging bakar, lenguh kerbau dan sapi malam hari
Beri daku sepucuk gitar, bossa nova dan tiga ekor kuda
Beri daku cuaca tropika, kering tanpa hujan ratusan hari
Beri daku ranah tanpa pagar, luas tak terkata, namanya Sumba.
Rinduku pada Sumba adalah rindu seibu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Sementara langit bagai kain tetoron, gelap, coklat tua
Dan bola api, merah padam, membenam di ufuk teduh
Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari membusur api, cuaca kering dan ternah melenguh
Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Sajak-sajak Ladang Jagung, 1970
Taufiq Ismail
SEMBAHYANG RUMPUTAN
walau kaubungkam suara azan
walau kaugusur rumah-rumah tuhan
aku rumputan
takkan berhenti sembahyang
:inna shalaati wa nusuki
wa mahyaaya wa mamaati
lillahi rabbil ‘alamin
topan menyapu luas padang
tubuhku bergoyang-goyang
tapi tetap teguh dalam sembahyang
akarku yang mengurat di bumi
tak berhenti mengucap shalawat nabi
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan jiwa dan badan
yang rindu berbaring di pangkuan tuhan
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan habis-habisan
walau kautebang aku
akan tumbuh sebagai rumput baru
walau kaubakar daun-daunku
akan bersemi melebihi dulu
aku rumputan
kekasih tuhan
di kota-kota disingkirkan
alam memeliharaku subur di hutan
aku rumputan
tak pernah lupa sembahyang
:sesungguhnya shalatku dan ibadahku
hidupku dan matiku hanyalah
bagi allah tuhan sekalian alam
pada kambing dan kerbau
daun-daun hijau kupersembahkan
pada tanah akar kupertahankan
agar tak kehilangan asal keberadaan
di bumi terendah aku berada
tapi zikirku menggema
menggetarkan jagat raya
: la ilaaha illalah
muhammadar rasululah
aku rumputan
kekasih tuhan
seluruh gerakku
adalah sembahyang
1992-Ahmadun Yosi Herfanda
NEGRI KADAL
negri kami negri kadal
negri yang tidak pernah sepi dari juluran lidah
menjelma dasi, panji-panji hingga janji-janji
yang selalu terpelanting bacinnya ludah.
sambil melata, kami mengendap,
menikam dan bersenggama
sesekali menelikung lawan juga kawa.
negri kami negri kadal
negri yang bersemak rempah
berbelukar bahan tambang, berrerimbun hutan
namun selalu lapar
dengan pertikaian dan asap tebal
dari berbagai kayu bakar
; agama, harta dan kekuasaan
kami selesaikan masalah
hanya lewat desis dan kata-kata
sedang tindakan tersembunyi dengan sempurna
di ujung ekor yang tak berdaya
menjelma bom, meledak sembarangan.
curiga mulus beranak pinak di sela sisik
malih rupa ketakutan
yang tak pernah terungkap di pengadilan
di negri kadal.
Solo, 19 September 2000
Sosiawan Leak
BIKIN SENDIRI SAJA
Bikin sendiri saja udara mana kau suka
Bikin sendiri saja bumi mana kau suka
Bikin sendiri saja rasa mana kau suka
Bikin sendiri saja logika mana kau suka
Langit telah kehabisan hawa
Tanah telah kehabisan pijak
Jiwa telah kehabisan peka
Benak telah kehabisan jawab
Hidup jadi kerempeng
Tujuan jadi melenceng
Pengembaraan jadi dongeng
Meditasi jadi cengeng
Jika tak bikin sendiri segala idaman
Jika tak bikin sendiri segala harapan
Jika tak bikin sendiri segala kerjaan
Jika tak bikin sendiri segala makanan
Mimpi bakal kehabisan warna
Nasib bakal kehabisan garis
Tenaga bakal kehabisan makna
Palawija bakal kehabisan akar
Hari jadi duri
Usia jadi sia
Waktu jadi hantu
Kesempatan jadi setan
Bikin sendiri saja
Kelanjutan segala bayang
1982
Yudhistira Ardinugraha
PANTUN KORUPTOR
(Dibacakan WS Rendra di tengah Iwan Fals dan kawan-kawan menyanyikan lagu HIO dalam konser Merdeka yang berlangsung di Leuwinanggung 16 Agustus 2008)
Kalau ada sumur di ladang
Jangan diintip gadis yang mandi
Koruptor akalnya panjang
Jaksa dan hakim diajak kompromi
Berburu ke padang datar
Mendapat janda belang di kaki
Koruptor sakit diijinkan pesiar
Uang rakyat dibawa lari
Berakit rakit ke hulu
Berenangnya kapan kapan
Maling kecil sakit melulu
Maling besar dimuliakan
Ur… Ur… Ur… Ur… Bada Ur…
Selendang sutra jingga
Aturan negara ngalor ngidul
Lantaran wakil rakyat korupsi juga
Hio… Hio… Hio… Hio…
Kura kura dalam perahu
Buaya darat didalam sedan
Wakil rakyat jangan ditiru
Korupsinya edan edanan
Si tukang riba disebut lintah darat
Si hidung belang disebut buaya darat
Pedagang banyak hutang itulah konglomerat
Mereka yang berhutang yang bayar lha kok rakyat?
Binatang bego itu kura kura
Binatang lamban juga kura kura
BBM naik rakyat sengsara
Uang bea cukai ditilep juga
Aduh aduh cantiknya si janda kembang
Sedang menyanyi si Jali Jali
Hujan emas di rantau orang
Hujan babu di negeri sendiri
Hio… Hio… Hio…
Ale… Ale… Ale…
Bakso… Bakso… Bakso…
Onde… Onde… Onde…
Mikul duwur mendem jero
Itu apa artinye?
Artinye…
Kalau ente jadi presiden
Berdosa boleh aje…..